Koordinasi Perluasan Areal Tanam (PAT) Oplah, Pompanisasi, Padi Gogo di Kabupaten Kapuas Hulu
Dalam rangka pengawalan kegiatan percepatan Perluasan Areal Tanam (Oplah, Pompanisasi dan Padi Gogo) di Kalimantan Barat, BPSIP Kalimantan Barat melaksanakan tugas dan tanggung jawab pendampingan melalui kegiatan monitoring ke Kab/Kota yang ada di Provinsi Kalimantan Barat, salah satunya adalah Kab. Kapuas Hulu.
Rabu (29/05/24) BPSIP Kalimantan Barat diwakili oleh Muhammad Syahri Mubarok, SST., M.P.
berkoordinasi ke Dinas Pertanian dan Pangan Kab. Kapuas Hulu terkait progres dan realisasi kegiatan PAT, yakni Optimasi Lahan Rawa (OPLAH) dan Pompanisasi yang ada di Kab. Kapuas Hulu. Kedatangan kami diterima dengan baik oleh Ahmad Fansyuri, S.P., (sebagai Plh. Bidang Tanaman Pangan Dan Hortikultura) dan para staf terkait di Dinas Pertanian dan Pangan Kab. Kapuas Hulu.
Sampai saat ini, realisasi fisik OPLAH di Tahap I sedang beproses (yaitu seluas 600 ha dari 1416 ha yang ditargetkan) dan akan dilanjutkan usulan untuk tahap berikutnya dalam waktu dekat. Selain itu, kebutuhan mesin pompa untuk Pompanisasi yang telah diusulkan telah tiba sejumlah 18 unit, dan secepatnya akan diserah terimakan kepada para petani/poktan CPCL yang sesuai kriteria agar dapat beroperasi sesuai harapan.
Selanjutnya bersama dengan petugas dan ppl yang ditugaskan kemudian meninjau salah satu titik lokasi CPCL Oplah yang ada di Wilayah Kab. Kapuas Hulu, tepatnya di Desa Jelemuk, Kec. Bika. Di Desa Jelemuk lokasi CPCL untuk target luasan Oplah yaitu seluas 80 ha yang arelnya tergabung dalam Gapoktan Jelemuk Bersatu, dan untuk saat ini baru tertanam seluas 4 ha, masih sedikitnya luasan areal yang tertanam ini disebabkan karena sebagian besar petani diareal tersebut baru selesai panen untuk musim gadu, musim panen daun kratom dan dibarengi dengan adanya tradisi adat dimasyarakat setempat yaitu Gawai Dayak sehingga masyarakat setempat enggan untuk melakukan penanaman dalam waktu dekat, dan hal tersebut kemungkinan merata sama disetiap kecamatan yang disana mayoritas petaninya warga lokal (Dayak). Namun, menurut penuturan petani setempat kemungkinan diawal bulan juli perluasan areal tanam lahan akan dimulai dan ditanami secara serempak.
Melalui koordinasi ini, diharapkan sinergi bersama para petani dan pemerintah daerah dapat memperlancar progres kegiatan dan realisasi dapat berjalan sesuai harapan.